Cerpen " Bukan Ulang Tahun yang Terakhir"

Posted by kampuengBlog

April, 2013

Ines adalah anak semata wayang dari pengusaha kaya di Jakarta, dia cantik,  tinggi dan tidak sombong. Dia mudah bergaul dengan siapa aja sehingga di kampusnya dia banyak memiliki teman. Apapun yang di inginkan Ines selalu dipenuhi orang tuanya dalam hal materi Ines memang tidak kekurangan tapi dalam hal kasih sayang dia merasa kurang kasih sayang dari orang tuanya karena orang tuanya sibuk bekerja dan mengurus bisnis yang dimiliki orang tuanya, ia juga sering merasa kesepian karena orang tuanya sering ke luar kota. hanya pembantu di rumahnya yang menjadi teman saat orang tuanya tidak ada.
Terkadang Ines merasa iri dengan temannya Ayu, dia memang bukan anak dari orang kaya tapi Ayu sangat dekat dengan orang tuanya, bahkan mereka sering makan bareng satu keluarga sedang Ines sangat jarang sekali ada waktu makan bareng bersama kedua  orang tuanya. Ines sering berkunjung ke rumah Ayu karena orang tua Ayu baik dan perhatian terhadap
Ines dan sayang kepada Ines layaknya seperti anak kandung. Ines sempat meneteskan air matanya saat melihat kedekatan Ayu dengan keluarganya, ketika Ayu melihat Ines dia langsung menghampiri dan bertanya “Ines kenapa kamu menangis, apakah kamu punya masalah?” Tanya Ayu”, aku hanya merasa iri saja melihat kedekatanmu dengan keluargamu ayu “jawab ines”aku pengen sekali bisa merasakan seperti apa yang kamu rasakan sekarang, aku pengen sekali ada waktu bisa kumpul bareng dan bercanda dengan orang tua aku, tapi sayangnya aku tidak bisa merasakan hal itu, aku selalu merasa kesepian di rumah karena orang tua aku sering meninggalkan aku keluar kota mengurus bisnisnya. Aku yakin Ines sebenarnya orang tua kamu itu pasti sayang banget sama kamu, tapi karena memang mereka masih punya kesibukan jadi belum ada waktu untuk kumpul bareng, udah ya jangan sedih lagi aku siap kok  untuk jadi teman yang selalu bisa mengisi kesendirianmu Ines, “ucap Ayu sambil memeluk Ines”. Mendengar hal itu Ines sudah tidak sedih lagi dan Ines bangga punya teman yang pengertian seperti Ayu, tak lama kemudian sopir pribadi Ines yang bernama pak Toto datang dan dia pulang kerumahya.
Sesampainya di rumah Ines langsung ke kamar dan berganti pakaian tiba-tiba saja keluar darah di hindungnya, hal itu sudah sering terjadi tapi Ines tidak pernah ngomong dan menceritakan semua itu kepada kedua orang tuanya bahkan pembantu di rumahnya pun tidak ada yang tau, dan Ines selalu menyembunyikanya, karena dia yakin hal itu cuma mimisan biasa saja. Setelah darahnya berhenti dia langsung istirahat.
Hari ini Ines pergi ke kampus karena ada mata kuliah yang tidak bisa ditinggalkan walaupun sebenarnya dia tidak merasa begitu sehat, selesai sarapan dia langsung pergi bersama sopir pribadinya kekampus, sesampainya di kampus dia langsung menuju ruangan karena dosennya sudah ada. Ines tidak begitu konsen mendengarkarkan paparan dari Pak dosen karena kondisinya yang kurang fit, dan akhirnya mata kuliah berakhir. Saat keluar kelas menuju kantin kampus  hidung Ines berdarah lagi  dan dia pingsan, kemudian Reno dan Ayu langsung membawanya kerumah sakit. sekitar 30 menit menunggu Ines baru sadar  dan setelah Reno menanyakan keadaan Ines kepada dokter ternyata Ines terinfeksi penyakit leukemia stadium akhir. Mendengar hal itu Reno terdiam dan tak sanggup membendung air matanya yang ingin keluar, kemudian  dia langsung menghubungi orang tua Ines tapi Reno tidak berani memberI tahu orang tua Ines tentang penyakit Ines lewat telpon. Mendengar Ines di rumah sakit orang tuanya terkejut mereka langsung balik ke Jakarta dan langsung kerumah sakit tempat Ines dirawat.
Tiba di rumah sakit orang tua Ines langsung menemui Reno dan menanyakan keadaan Ines, setelah Reno menceritakan semuanya orang tuanya langsung mengeluarkan air mata dan merasa menyesal dan menyadari karena kurangnya kasih sayang dan perhatian mereka berikan terhadap Ines. Ternyata Ines mendengar pembicaraan Reno dan orang tuanya kalau ternyata dia mengindap penyakit leukemia stadium akhir, tapi Ines berusaha untuk  tidak menangis di depan mereka. Lalu mereka semua masuk menemui Ines dan mamanya langsung memeluk Ines sambil menangis, dan Ines berusaha untuk tidak menangis dan dia berkata kepada orang tuanya” mama, papa, Ines yakin kalau Ines pasti sembuh, Ines engga papa kok Ines engga mau melihat air mata kalian keluar Ines pengen kalian tetap tersenyum manis buat Ines”.
Mendengar hal itu, demi Ines mereka berusaha tidak merasa sedih di depan Ines, Reno orang yang sangat berarti bagi Ines,  dia selalu setia menemani Ines di rumah sakit bahkan dia rela tidak  ikut pertandingan basket demi manjaga Ines orang yang sangat dia cintai. Dalam sholatnya  Reno juga selalu berdo’a agar Ines bisa sembuh dan kembali sehat seperti dulu.
Ines terbangun dari tidurya dan ternyata Reno lagi sholat, selesai sholat Reno mengahampiri Ines. Ren kamu kan hari ini ada pertandingan basket kenapa kamu tidak ikut,”Tanya Ines”, Ines,,,, aku tak ingin meninggalkan kamu dalam keadaan seperti ini, memang aku ingin sekali tampil di pertandingan itu tapi menurut aku kamu jauh lebih penting. Aku berharap suatu hari aku bisa ikut pertandingan basket dan kamu bisa manyaksikan aku main,”jawab Reno”,  hal itu tidak mungkin Reno “ucap Ines dalam hati”, tapi Ines memberikan senyum manisnya kepada Reno.
Uya nes minggu depan kan ulang tahun kamu yang ke 20, kamu mau minta kado apa, ”Tanya Reno”. Aku tidak ingin apa-apa ren, kado kamu sudah terlalu banyak untuk ku bagi aku kamu hadir di sisiku saat ulang tahunku itu juga merupakan kado yang special untuk ku,”jawab Ines”. Ines apa pernah aku tidak ada disaat ulang tahun kamu engga pernah kan, aku akan selalu ada untukmu baik di saat kamu bahagia maupun di saat kamu sedag bersedih Ines.
Walaupun Ines sakit parah tapi Reno tetap sayang dan cinta kepada gadis cantik itu, Ines tidak ingin orang-orang yang disayanginya  sedih di saat kepergiannya nanti sehingga Ines memutuskan untuk  mengakhiri hubungannya dengan Reno.
 Lalu Ines menceritakan keinginannya untuk putus dengan Reno kepada Ayu, tapi  Ayu berusaha untuk membujuk Ines agar dia membatalkan niatnya untuk putus dengan Reno, karena Ayu tahu kalau Reno sangat cinta dan saying kepada Ines . Ines tidak mungkin Reno mau putus dengan kamu Reno itu sangat sayang dan cinta sama kamu nes, bahkan dia rela tidak ikut pertandingan basket hanya demi kamu, itu tandanya berarti Reno memang sangat cinta sama kamu,  udah lah nes lupakan hal itu jangan pernah berfikir kalau kamu akan meninggalkan kami, aku yakin sekali kamu pasti sembuh nes,”ucap ayu”.
Hari ini ulang tahun Ines yang ke 20 dan dirayakan di rumah sakit karena Ines belum diizinkan dokter  untuk pulang. Reno memberikan Ines boneka berwarna hijau karena Ines sangat suka warna hijau dan Reno juga memeberikan Ines kalung yang sangat cantik dan dia langsung memakaikan ke leher Ines. Karena orang tua Ines dan reno bersahabat akhirnya mereka memutuskan agar Ines dan Reno bertunangan, dan akhirnya mereka bertunangan di saat hari ulang tahun Ines.
Beberapa hari terakhir ini rambut Ines mulai berhenti rontok, tetapi   belum ada perkiraan dari dokter kalau penyakitnya akan membaik. Orang tua dan teman-teman Ines selalu datang untuk berkunjung dan memberi  semangat kepada Ines apalagi teman dekatnya Ayu yang selalu setia menemaninya. Melihat perhatian dan harapan  orang tua dan teman-temannya Ines pun juga berharap dan yakin kalau dia pasti bisa sembuh dan dia harus berjuang melawan penyakitnya itu, menurut dia tidak ada yang tidak mungkin jika dia yakin kalau dia pasti sembuh disamping berusaha untuk menjalani pengobatan dari dokter,  Ines juga tidak lupa untuk selalu berdo’a dan meminta kepada Allah SWT agar dia diberikan kesembuhan dan bisa berkumpul  kembali dengan orang-orang yang disayangi dan dicintainnya.
Hari ini Ines boleh pulang kerumah karena dokter menyatakan kalau penyakit Ines mulai membaik dan dokter berkata kepada orang tua Ines,  Bapa dan Ibu mungkin ini suatu keajaiban dari Allah SWT buat ines, karena biasanya sangat jarang sekali  panyakit leukemia stadium akhir itu bisa bertahan lama tetapi Ines puteri Bapak bisa bertahan sampai sekarang bahkan kondisinya mulai membaik itu sungguh luar biasa saya salut kepada anak Bapak walaupun dia memiliki penyakit yang  tingkat kesembuhanya hanya 25 % tapi perjuangannya untuk sembuh sangat  luar biasa. Iya dok kami sebagai orang tua juga sangat bangga terhadap anak kami Ines dan kami akan selalu menjaga Ines karena kami yakin anak kami pasti akan sembuh,”ucap ayah Ines Kepada dokter Anwar”. Kemudian mereka bersiap-siap untuk kembali kerumah.
Setelah pulang dari rumah sakit, beberapa bulan kemudia Ines menikah dengan Reno, dan merekapun hidup bahagia.
Writed by: Bibeh





Related Post



Post a Comment